Mei 2009 – Laman 3 – Jangan Ada Dusta Diantara Kita

Mandi 1 x di Al Hikmah 2

Gimana mau mandi.. kalo mau mandi juga ga ada air.

Duh..duh gman nih ? ga ada air, ga ada air…

Harus antri, panjang buaaanget… antriannya.

…..

Kenapa di pondok Benda ga ada sumur ya ?

apa harus ngandelin itu yang namanya … air dari gunung.. yang pake

toler ?

sementara yang pake juga buaaanyak skali…

lagian skarang kan gunung-gunung udah pada gundul,

ga bisa diandelin untuk mengalirkan air-air.

Ya Alloh knpa gunung dibiarkn Gundul ?

Siapa yg harus bertanggung jawab ya ?

Haruskah santri-santri mandi 1 x… ?

Gmn nanti santri putri nya ya ?

apa nanti pada gelap atau hitam-hitam ya ? kan jarang mandi ?

8 Fase Hidup Manusia Indonesia

  1. Usia 1- 5 Tahun

Dunia anak â€\” anak adalah hiburan, bermain. Anak-anak harus mendapatkan kesenangan dan kegembiraan. Jika anak tidak gembira akan menyebabkan psikologi anak terganggu/ kurang normal.

Walaupun dunia anak harus riang dan penuh canda, tetapi orang tua harus memberi stimulan-stimulan ilmu2 yg mendasari anak tersebut untuk bersiap masuk ke fase berikut.

2. Usia 6 â€\” 15 tahun

Usia dimana anak mulai belajar, bertahap-tahap dari yang mudah-mudah kemudian yg sedang-sedang. Dihindari untuk anak mendapati masalah-masalah, karena jika anak mendapati masalah2 dan tidak bisa terselesaikan maka ini kurang baik.

Biasakan anak dapat menyelesaikan setiap permasalahan dengan menyenangkan. Perbanyaklah anak2 pada usia ini untuk menghafal. Apa berupa ayat-ayat Al-Qur’an atau yang lainnya. Karena pada umur ini Hapalan anak mudah dan tahan lama.

3.  Usia 16 â€\” 18 Tahun

Pada fase ini anak diberikan latihan2 untuk anak belajar bertanggung jawab, punya kreasi, punya ide/gagasan dan berikan penghargaan pada anak jika anak2 punya prestasi.

Berikan Kesempatan dan Motivasi untuk anak bisa memperlihatkan sifat Egonya. Hal ini penting karena untuk melatih anak bisa mandiri. Berikan kebebasan2 yang positif supaya potensi anak berkembang. Jangan berikan larangan-larangan, hinaan, cacian, amarah.

Hal itu menyebabkan anak kurang mandiri, cepat putus asa, minder dan sulit berkembang. Peran orang tua adalah menjelaskan/meluruskan atau memberitahu sesuatu, baik itu hasil atau efek sampingnya. Pacu supaya emosional anak dan kognitif anak bisa optimal.

Berikan contoh-contoh yang positif, karena anak mau mencontoh tapi ga mau disuruh-suruh.

4.  Usia 19 â€\” 24 Tahun

Masa dimana anak sepuas-puasnya menentukan masa depannya dengan penuh tanggungjawab dan sesuai dengan kodrat agama dan kodrat kemanusiaannya. Berikan Dorongan dan Motivasi seluas-luasnya untuk keberhasilan anak.

Cegah dan beri penjelasan yang persuasif jika anak melakukan tindakan yang keliru. Jangan sekali-kali membengkokkan lidi dengan kasar karena akan patah.

Ingat, pada fase ini banyak dijumpai anak-anak yang putus asa, membuang waktu2 nya dengan percuma, hura-hura ga jelas.

Anak banyak mengikuti atau terbawa kelompoknya, ini bisa membahayakan masa depan anak jika kelompoknya cenderung melakukan aktivitas negatif.

5.  Usia 25 â€\” 27 Tahun

Fase ini adalah fase bertanggung jawab. Anak harus bertanggung jawab untuk dirinya, orang tuanya, masyarakatnya.

Pada masa ini terjadi masa peralihan dari sendirian menjadi berdua (berkeluarga). Rencanakan masa depan anak pada masa ini. Perlu konsultasi orangtua dan teman, karena sangat membantu. Orang pada masa ini jangan gegabah atau menganggap sepele, bisa menyesal nantinya.

Mengejar mau jadi apa ya disini ini, Calon sukses apa ga ya disini…

6.  Usia 28 â€\” 45 Tahun

Manusia pada masa ini harus bekerja keras, maksimal, bekerja cerdas dan prihatin. Jangan berfoya-foya. Saving dan Saving … perbanyak investasi untuk anak-anaknya, masa tuanya dan keluarga.

7.  Usia 46 â€\” 60 Tahun

Umur dimana harus mulai nandur, nandur baik akan menuai kebaikan dan nandur jelek akan menghasilkan penyesalan.

8.  Usia 60 – Tamat

ya… pada masa ini siap-siap saja, sambil menikmati apa atau hasil yang diperoleh pada masa mudanya. Nikmatilah jerih payahnya dikala muda untuk kebaikan2 pula dan tularkan kemanfaatannya untuk anak dan cucu.

Terima kasih telah membaca tulisan saya, trim comment nya.

Hidup bermakna hidup berbagi