April 2009 – Laman 3 – Jangan Ada Dusta Diantara Kita

Gunung Slamet Aktif Bro….

<!– @page { margin: 2cm } P { margin-bottom: 0.21cm } –>

Daerah disekitar penjuru, di lereng-lereng Gunung Slamet harus berjaga-jaga. 4 Kepala daerah (4 Bupati) bertanggung jawab memperingatkan warga daerahnya. Gunung slamet terletak di 4 Daerah kabupaten, yaitu : Kab. Pemalang, Kab. Purbalingga, Kab. Tegal dan Kab.Brebes. Untuk Daerah Kab. Pemalang, Desa Batursari kec. Pulosari termasuk desa yang sangat dekat, biasanya desa tersebut menjadi pintu gerbang jika pendaki hendak mendaki Gunung Slamet dari arah Utara. Berkali-kali Gunung Slamet menyemburkan Larva Pijar. Berdasarkan hasil pengamatan Badan Meteorologi dan Geofisika setempat, bahwa ketinggian jilatan atau semburan larva pijar mencapai 500 meter. Kota terdekat dari Gunung Slamet adalah Kota Pemalang, Kota Bumiayu dan Kota Purwokerto. Semua aparat pemerintahan, dari mulai Lurah/Kepala desa, Danramil, Kapolsek, Kapolres serta Bupati selalu melakukan monitoring terhadap aktivitas gunung Slamet. Semoga Yang maha Kuasa memberikan keselamatan lewat keadaan gunung tersebut supaya Gunung tetap Selamat alias tidak Mbleduug. Amiin. Walaupun Juru kunci Gunung Slamet mengatakan bahwa keadaan itu jangan dibesar-besarkan, karena aktivitas seperti itu biasa terjadi dan masih aman-aman saja. Ya semoga saja begitu..

UJIAN NASIONAL SIA-SIA

Menurut Prof. DR. Johar, MSi Rektor Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta (Suara Merdeka,19 April 2009), Beliau mengatakan bahwa pelaksanaan UN adalah pekerjaan yang sia-sia. Ada banyak hal Mantan Rektor UNY itu menyampaikan alasan kenapa UN itu sia-sia. Diantaranya adalah; hasil UN tidak digunakan untuk syarat masuk ke jenjang pendidikan diatasnya, misalnya untuk masuk SMP/MTs, atau SMA/MA atau untuk masuk perguruan tinggi. Untuk masuk PTN, semua calon mahasiswa harus mengikuti SMPTN (Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Yang kedua, harusnya pendidikan itu yang dinilai adalah prosesnya jangan hasil semata. Karena jika hasil jadi penentu, apalagi cuma 6 mata pelajaran maka menghasilkan siswa atau mahasiswa yang instan atau karbitan. Hilang kreasi siswa, hilang akhlak siswa dan hilang umur siswa. Hal ini karena siswa cuma akan belajar rumus-rumus prkatis dan tidak akan bertanya untuk apa ilmu tersebut. ah sungguh mengecewakan. ah sungguh malang bangsa ini. Kasihan pahlawan-pahlawan yang telah gugur memperjuangkan bangsa ini untuk MERDEKA. sekarang kita belum MERDEKA MAS.