Pak Sulkhi, Sang Genius

Nama lengkapnya adalah Drs. Sulkhi Aziz, S.PdI Bin H. Abdul Aziz (Alm) lahir dan besar di Benda, termasuk kategori keluarga nDalem Yayasan Al Hikmah 2. Beliau adalah Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di MA Al Hikmah 2.

Beliau termasuk Guru yang dihormati dan disegani. Hal ini dikarenakan Beliau termasuk guru yang terlama mengajar di MA Al Hikmah 2. Disamping terlama beliau juga kategori guru yang ahli, alias Profesional di bidangnya.

Karya-karya tulisannya sungguh sangat berbobot, baik berupa Puisi, cerpen, cerbung, karikatur dan beliau dijuluki raja pembuat proposal.

Karena kepiawaiannya, beliau diangkat menjadi wakil kepala sekolah urusan ketrampilan dari mulai tahun 1994, awal dimulainya kegiatan ekstra ketrampilan komputer.

Dan sebagai hasil dari kerja kerasnya, beliau berhasil mengantarkan MA Al Hikmah 2 (beserta teman guru-guru) memperoleh peringkat Akreditasi “A” pada tahun 2005.

Terima Kasih Pak Sulkhi…

Semoga engkau tetap istiqomah, diberi umur panjang, sehat dan sentosa sehingga mampu menemani Almukarrom Romo KH. Masruri Abdul Mughni dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan Al Hikmah 2.

Amiin 3 x.

Namun akhir-akhir ini ada kabar yang berhembus…bus..bus…

cang…. cang….sangat kencang… akankah nyata atau cuma angin lalu…

Benarkah Bapak Sulkhi Aziz akan menjadi Kepala Sekolah MAN Brebes 2…?

Lalu bagaimana ya…?

Silahkan ikuti / tunggu Episode Hidup ini…..

Laaris…..Laris….. Lariiis

Itulah seklumit ucapan seorang pedagang kecil diemperan sebuah toko.

Ketika ada pembeli pertama, bearapapun uang ia dapatkan, pasti dia akan berucap :

Laris..Laris…..Lariiiis

Penglaris… Penglaris… Penglariiis ( Sambil uang itu ditepukkan ke dagangannya beberapa kali, setelah itu uangnya diciumnya beberapa kali sambil berujar : semoga daganganku laris Ya Alloh.. Amin )

Pemandangan seperti diatas, sering sekali kita lihat di beberapa sudut pasar-pasar tradisional.

Atau di beberapa tempat pedagang kaki lima, apa maksudnya..?

Maksudnya adalah pembeli pertama adalah pembuka untuk penjualan hari tersebut diawal dibukanya dagangan, harapannya adalah pada hari tersebut sampai selesainya acara perdagangan, semoga dagangan laris. Yang pada gilirannya adalah keuntungan akan didapat sebanyak mungkin.

Fenomena tersebut selalu kita jumpai, mungkin udah merata, tidak cuma dilakukan oleh pedagang kecil atau kaki lima bahkan sejumlah toko, baik itu pemiliknya pribumi indonesia atau non pribumi yang nota bene bukan orang islam sepertinya melakukan hal yang sama, jika terjadi penjualan pertama.

Pertanyaannya adalah Haruskah melakukan hal seperti itu ?

Ya ga papalah, sepanjang masih menyebut Nama Alloh, Zat yang memberi Rizki, ya ga masalah. Tapi kalo tidak menyebut nama-Nya, kemudian mencium-cium uang dengan begitu dramatisnya, penulis merasa ada hal aneh pada diri orang tersebut.

Semoga tidak termasuk pada kategori Syirik aja ya.

Ucapan lain yang sering disampaikan oleh para pedagang kaki lima adalah :

Laaris manisss Taanjung Kimpuul..!

Dagangan Larissss, Uang Kumpuuul..!

Ah .. ada-ada saja orang indonesia itu…

Catatan : Rasionalnya adalah..

Uang, kalau tidak dikejar, akankah didapat.?

Ya..ya.. Dengan uang kebutuhan hidup bisa terpenuhi.

Salam. Semoga kita selamat.

Terima Kasih telah membaca tulisan saya, jika berkenan berilah comment.